Senin, 18 Desember 2017

Perbedaan Temulawak Dengan Kunyit

Perbedaan Temulawak Dengan Kunyit

Banyak orang yang susah membedakan antara kunyit dan temulawak nah pada kesempatan kali ini disini akan diberikan sedikit penjelasan mengenai perbedaan kunyit dengan temulawak berikut penjelasannya :

Kunyit

Kunyit atau kunyit, (Curcuma longa Linn Syn Curcuma domestica Val.), Termasuk salah satu rempah dan tanaman obat dari kawasan Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan Indonesia serta orang Asia pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap ramuan masakan, herbal atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.

Kunyit termasuk dalam kelompok jahe jahe, Zingiberaceae. Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama lokal, seperti kunyit (Inggris), kurkuma (belanda), kunyit (indonesia dan indonesia), janar (banjar), kunyit (jawa), koneng (sunda), konyet (madura).

Kunyit Indonesia mengandung zat obat, yang disebut curcuminoids yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin sebanyak 10% dan bisdesmetoksikurkumin 1-5% dan zat bermanfaat lainnya seperti minyak esensial yang terdiri dari keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen , borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung lemak 1 -3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, dan garam mineral, yaitu besi, fosfor, dan kalsium.

Temulawak

Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tanaman obat yang termasuk ke dalam temu-ketemuan (Zingiberaceae). Ia berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian menyebar ke beberapa tempat di wilayah biogeografi Malesia. Saat ini, sebagian besar penanaman tanaman lawak di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina dari pabrik ini selain di Asia Tenggara dapat ditemukan juga di China, Indochina, Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.

Nama daerah di Jawa adalah temulawak, di Sunda disebut koneng gede, sedangkan di Madura disebut temu labak. Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut dan habitat di hutan tropis. Rimpang rimpang bisa tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang longgar.

Tanaman ini ditanam secara konvensional dalam skala kecil dengan menggunakan teknologi budidaya sederhana, karena sulit untuk menentukan lokasi sentra budidaya temulawak di Indonesia. Hampir di setiap daerah pedesaan, di atas medium dan tinggi, dapat ditemukan temulawak di daerah yang teduh.

Akar jahe bisa beradaptasi dengan baik terhadap berbagai jenis tanah baik tanah berkapur, berpasir, agak berpasir dan berliat tanah berat. Namun, untuk menghasilkan rimpang yang optimal, dibutuhkan tanah subur dan tanah yang dikeringkan dengan baik. Dengan demikian, pemupukan anorganik dan organik diperlukan untuk menyediakan nutrisi yang cukup dan menjaga agar struktur tanah tetap longgar. Tanah yang mengandung bahan organik dibutuhkan agar tanah tidak stagnan.

Tentu dari penjelasan di atas kita bisa melihat adanya perbedaan antara temulawak dan kunyit, meski bentuknya hampir sama namun terdapat kandungan zat yang berbeda didalamnya. 

*info tambahan : Temulawak sering digunakan sebagai pengobatan lho bahkan saat ini banyak obat yang menggunakan campuran temulawak didalamnya seperti Walatra Jelly Gamat . Obat tersebut terbuat dari teripang yang ditambahkan ekstrak temulawak.

Info lain : Harga Walatra Jelly Gamat Di Apotik K24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar